Pertemuan ke 2

Writing is  My Passion, Produktif di usia senja

Gelombang : 29

Rabu, 21 Juni 2023

Moderator : Sigid Purwo Nogroho, S.H

Nara Sumber : Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd




Hari ke 2 dalam pertemuan pelatihan Kelas Belajar Menulis dengan moderator bapak Sigid Purwo Nogroho, S.H nara sumber Ibu Dra Sri Sugiastuti, M.Pd  yang biasa di panggil bunda kanjeng  lahir di Semarang, 8 April 1961. Beliau lulus SMA tahun 1980. Kuliah di UNS, lanjut S-2 di UMS dan lulus tahun 2010. Beliau sempat mengajar di Jakarta hingga 1990. Namun, cinta dan tanggung jawab beliau terhadap keluarga membawanya hijrah ke Solo. Pada kegiatan kali ini di mulai dengan berdoa, pembukaan, paparan materi, tanya jawab dan penutup. Materi pada malam ini adalah Writing is my passion, produktif di usia senja. 

Pernahkah kita melakukan sesuatu dengan penuh semangat, penuh cinta dan tak mengharapkan imbalan? Ya itu adalah passion atau renjana. Bisakah kegiatan menulis menjadi  passion bagi kita? Upss kenapa tidak, jika kita berkomitmen untuk menulis dengan semangat dan penuh cinta maka itulah passion kita.

 Lalu kenapa kita memilih produktif di usia tua,semua itu berkiblat dari pengalaman bunda kanjeng  yang sudah tidak muda lagi tetapi masih ingin belajar dan eksis terutama di dunia literasi. saat ini beliau menikmati masa purna 2 tahun. sudah tua tapi tidak lengser kenapa mau lelah-lelah dalam berbagai komunitas literasi. bunda kanjeng menyukai dunia literasi sejak di SMP. dan juga  mempunyai buku kumpulan puisi, ada kumpulan lirik lagu. suka membaca majalah dan hobi koresponden  

Di dalam keluarga  bunda kanjeng di tanamkan budaya literasi, ketika ibundanya membaca dengan suara yang keras maka bunda kanjeng beserta saudara-saudaranya   menyimak dengan baik kadang-kadang diberi kesempatan untuk membaca dengan keras, ternyata membaca keras itu berimbas kepada bunda kanjeng. hobi membaca dan menulis itu di tuangkan dalam bentuk buku harian, dan juga sering mengunjungi toko buku, setelah bunda kanjeng  berprofesi jadi guru sehingga kegiatan literasinya  terhenti karena banyak pekerjaan, urus keluarga sehingga terlena dan  tidak ada kesempatan untuk menulis.

Ratu antologi gelar yang diberikan oleh menulis nusantara untuk bunda kanjeng,  mulai menekuni dunia menulis lagi dengan serius menjelang usia 50 tahun, Ketika bunda kanjeng mengikuti S2 padahal sudah jeda selama 25 tahun, di saat itulah bunda kanjeng berkenalan dengan dunia internet dunia maya  agar tidak gaptek sehingga  kembali ke toko buku, di situ bunda kanjeng menemukan satu buku inspirasi karangan Dr. Abas yang berjudul " menulis itu gampang" karena menulis itu seperli ngobrol biasa.

ketika bunda kanjeng mengenal internet kemudian semangat menulisnya muncul karena di kompori oleh salah satu  penulis yang bukunya di terbit di gramedia, tulisan ibu bagus, tulisan ibu sudah layak  menjadi sebuah buku sehingga bunda kanjeng termotivasi untuk rajin menulis semua tulisan berserakan  yang sudah pernah di tulis dikumpulkan kembali sehingga lahirlah  satu buku  yang dimediasi oleh media guru yang berjudul the storis of wonder women 

ketika bunda kanjeng berkomitmen untuk belajar  menulis kegiatan apapun yang berhubungan dengan menulis maka diikuti  baik kegiatan menulis berbayar maupun tidak berbayar. dan yang masih bunda kanjeng ingat adalah ketika mengikuti kelas omjey pada akhir tahun 2013 bunda kanjeng mengeluarkan mantra bahwa harus bisa menjadi seorang penulis,  harus bisa menjadi motivator,  harus bisa menjadi nara sumbser dan  harus menebarkan virus literasi


 Apa yang menjadi komitmen bunda kanjeng di kabulkan oleh Allah. Bunda kanjeng  akhirnya bergabung dengan  PGRI, IGI dan sering mengadakan diklat pada waktu itu dan akhirnya datang covid tahun 2020. itulah tonggak pertama bunda kanjeng mengisi sebagai nara sumber  dan berbagi ilmu tentang ke penulisan dan tidak terasa hari ini sudah gelombang ke 29. tentu saja banyak sekali alumi gelomnbang 1 sampai 28. saat ini bunda kanjeng hanya sebagai tim sore atau tim doa, tim solid om jay itu sudah seperti keluarga  dijuluki sebagai seorang ulama bukan arti sesuanggunya tapi usia lanjut yang masih produktif


ada 2 jenis buku yang diterbitkan secara mayor riwayatnya agar tetap semangat menulis.buku yang di terbitkan oleh airlangga  durasinya  selama 8 tahun..hampir selesai S2 bunda kanjeng  di tawarkan untuk menulis di situlah bunda kanjeng merasakan setiap semester  ada koin yang mengalir ke dalam rekeningnya. sehingga satu semester  terdapat 35 juta, itulah pengalaman sebagai penerbit mayor pada saat itulah merasakan betapa profesi menulis itu sangat mulia, bisa berbagi, bisa untuk modal belajar lagi. 

bunda kanjeng berbagi pengalaman, bapak ibu ketahui bahwa beliau sangat haus untuk belajar. ketika kita menimbah ilmu ingin mendapatkan sesuatu  kita nikmati saja prosesnya karena pada suatu saat nanti kita akan sampai pada satu titik sesuai yang kita inginkan, sebuah buku yang di tulis oleh bunda kanjeng yang berjudul " Cerdas Berkarakter" dengan harapan di tahun 2045 betul-betul bisa mewujudkan satu generasi emas yang membawa keharuman nama bangsa yang kuat tetapi tidak arogan.
 
Buku Antologi sudah menjadi bagian hidup  karena menjadi suatu kebanggaan tersendiri ketika  apa yang menjadi pemikirannya   , apa yang  menjadi tulisannya, apa yang menjadi pesan apa yang sudah dialami , lalu dituliskan dalam sebuah buku dan tulisan lalu di abadikan itulah yang menjadi warisan bapak ibu, Diakhir penjelasan bunda kanjeng berharap apa yang di berikan bisa menjadi virus literasi yang menyemangati bapak ibu untuk menjadi penulis sejati.





Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini