Resume ke : 12
Gelombang ke : 32 KBMN PGRI
Nara Sumber : Susanto,S.Pd
Moderator : Sim Chung Wei,S.Pd
Gelombang ke : 32 KBMN PGRI
Nara Sumber : Susanto,S.Pd
Moderator : Sim Chung Wei,S.Pd
Materi : Proofreading sebelum menerbitkan tulisan
Agar kita tidak terganggu saat menikmati sebuah tulisan, entah itu karena kurang huruf, kalimat kurang efektif atau pengulangan kata-kata sehingga pembaca kurang menikmati tulisan kita oleh karena itu perlu adanya Proofreading. Malam ini kembali di Kelas Belajar Menulis Nusantara gelombang ke 32 bersama bapak Susanto, S.Pd sebagai nara sumber di dampingi oleh Sim Chung Wei,S.Pd selaku moderator dengan materi Proofreading sebelum menerbitkan tulisan.
Apa itu Proofreading ?
Proofreading merupakan proses penulisan terakhir sebelum penulis mengirimkan artikel untuk dipublikasikan. Dari artikel di website menjelaskan bahwa proofreading atau uji baca adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan.
Sebelum ke proses Proofreading kita ketahui bahwa sebuah tulisan awalnya dari pikiran atau biasa kita sebut ide. lalu ide ini di tuangkan dalam bentuk tulisan entah itu berupa novel, cerpen dan lain sebagainya. Dengan teknik yang kita miliki hingga tulisan kita selesai. Tulisan yang sudah selesai artinya tulisan itu sudah mencakup semua gagasan yang ingin kita bahas atau tulis dalam satu tema satu pembahasan. Jika masih menggantung atau masih di pertengahan jalan berarti tulisan itu belum selesai, apalagi jika masih di angan-angan. Proofreading adalah kegiatan akhir setelah tulisan selesai.
Pada saat kita menulis jangan lakukan proofreading , tulis saja dulu jangan takut salah selagi ide masih mengalir biarkan tulisan kita sampai selesai dulu. Jika sudah selesai jangan langsung buru-buru melakukan proofreading. Tinggalkan dahulu agar emosi kita pada tulisan sudah "mereda". Agar keinginan untuk mengubah kata atau kalimat tidak buru-buru dilakukan. Selingi dulu dengan kegiatan lainnya seperti ngopi, masak dll.
Teknik melakukan Proofreading ?
- Buka tulisan lalu di baca dengan bersuara seperti membaca anak SD
- Dari hasil bacaan dengan bersuara kita akan merasakan kejanggalan,
Kesalahan-kesalahan yang perlu kita koreksi atau diteliti seperti
salah pengetikan (ejaan)
penggunaan tanda baca, kata,
Struktur kalimat,
konsistensi penulisan.
- Proofreading memerlukan kemampuan memahami aturan ejaan: tanda baca, kata, struktur kalimat, dan konsistensi penulisan. Tentunya bukanlah hal yang mudah untuk memahami hal tersebut. Jadi, seorang penulis harus melengkapi diri dengan kemampuan tersebut agar proofreadingnya "berhasil"?
Ada 5 tahapan penyuntingan buku ( artikel, cerpen, novel, esai) yaitu :
1. Penyuntingan struktural atau substantif
alur, logika cerita dan pesan
2. Penyuntingan pengembangan , yaitu :
Penguatan dialog deskripsi, dan kesinambungan setiap bab
3. Penyuntingan kalimat,
Tentang pilihan kata, gaya bahasa kejelasan kalimat, agar enak dibaca
4. Penyuntingan Salinan ( Copy Editing )
Aspek teknis : tata bahasa,,,, ejeaan, dan kesalahan sintaksis
5. Proofreading
Pemeriksaan akhir, memastikan tidak ada kesalahan kecil yang terlewatkan
Sebagai penutup dari Pakde Sus mengatakan bahwa teruslah menulis tetapi jangan menganggap remeh kesalahan karena tulisan Anda bisa jadi bakal ditinggalkan pembaca. Demikian resume ke 12 malam hari ini, semoga bermanfaat bagi pembaca.
Terima kasih sudah membuat resume.
BalasHapus