MENULIS DENGAN HATI

Reseume ke                 : 26
Gelombang                  : 29
Hari Tanggal                : Rabu, 23 Agustus 2023
Moderato                     : Widya Arema
Nara Sumber               : Mutmainah,M.Pd
Materi                         : Writing By Heart



Sahabat Blogger bertemu lagi kita di Kelas Belajar Menulis Nusantara yang tinggal 4 kali pertemuan lagi, kali ini kita di bimbing oleh bunda Mutmainah,M.Pd biasa kita sapa bunda Emut alumni KBMN gelombang 24 beliau lahir di Cipanas Lebak Banten malam ini beliau akan berbagi tentang Writing By Heart.

Sebagai kata pembuka nara sumber menuliskan :

There's always a first time for everything
Selalu ada pengalaman untuk segala sesuatu, Kesalahan dalam pengalaman pertama dapat dimaafkan sedangkan keberhasilan adalah luar biasa.

 I will never know until I try 

Saya tidak akan pernah tahu kalau saya tidak pernah mencoba. oleh karena itu lakukanlah, apakah kita akan melakukan kesalahan atau kegagalan atau menjadi sukses.

 Bagaimana pun jadinya nanti saya tetap mendapatkan hal yang sangat berharga sebuah pelajaran dari pengalaman yang saya alami. 

menulis adalah ketrampilan tertinggi setelah membaca dan berbicara. 

Menulis dengan hati artinya jadikan hati sebagai inspirasi saat menulis. Jadikan hati sebagai sumber untuk mengolah ide dan inspirasi yang disampaikan melalui tulisan. 
Otak dan pikiran hanyalah alat dari proses menulis yang bersumber dari hati tersebut.

Tulisan adalah jiwa, setiap yang berjiwa pasti bisa menulis, tulisan dengan hati akan sampai ke hati

Adapun Tips Menulis dengan hati antara lain :
  • Libatkan Emosi
           Emosi yang dimaksud adalah emosi positif.
           Tulis apa saja yang kita rasakan, kita amati, dan kita dengarkan. Tulis semuanya apa adanya,
            tanpa perlu diedit terlebih dahulu. 

            Jika kita menulis sambil mengedit tulisan kita tidak akan  jadi. 
            Saat menulis libatkan emosi kita. Beri warna dan rasa pada tulisan kita. 
            Saat kita menuliskan tentang kesedihan gambarkan kesedihan itu. Bagaimana rasanya sedih,   
            tulis saja seperti kita sedang berbicara curhat pada  sahabat kita jika kita sedang sedih. Saat kita
            sedang marah sampaikan rasa amarah itu dalam kata kata. Sehingga seolah pembaca merasakan 
            aura kemarahan kita.
  • Libatkan Panca Indra
simaklah cerita di bawah ini yang melibatkan panca indra.

Tiga sahabat itu meringkuk ketakutan. Di tengah samudra biru, mereka terombang-ambing di atas kapal yang sudah lubang sana sini. Tangan mereka terikat jaring dengan kuat, sementara mulut kelu dalam gigil kedinginan. 
Dari kejauhan
sesosok makhluk yang besar semakin mendekati mereka. 

Makhluk itu sangat besar, tingginya melebihi pohon kelapa. Badannya sebesar gedung tingkat delapan. Surainya mencuat tinggi berwarna keperakan disinari matahari. Entah makhluk apa yang mereka lihat. Matanya yang merah menampakkan amarah. Makhluk itu menghantamkan ekornya dengan kuat. 

Byuuuurrrr, seketika air laut bergejolak setinggi 30 meter. Baju mereka basah kuyup, rasa dingin bukan masalah terbesar mereka. 
Tapi tatapan marah ikan itu. Ikan itu semakin mendekati mereka. Satu ayunan sirip lagi, akan tiba dihadapan mereka.

Ooh bagaimana nasib ketiga sahabat itu selanjutnya?

Dari contoh cerita di atas  kita juga merasakan dingin, dan ketakutan seperti ketiga sahabat itu . 
Jadikan tulisan kita memiliki rasa takut, senang, melalui melihat, mendengar, membau. Libatkan semua panca indera.

  • Tuliskan sesuatu yang kita sukai
Sahabat blogger pasti pernah merasa jatuh cinta kan? Bagaimana kita menggambarkan orang yang kita sukai. 
Hemmm pasti paket lengkap untuk mendeskripsikannya. 
Mulai wajahnya  penampilannya, sikapnya. Bahkan senyumnya pun kita bisa melukiskannya dengan jelas. 
Kenapa bisa seperti itu? 
Kuncinya karena SUKA

Jangan menulis sesuatu yang tidak kita sukai. Ibaratnya jika Anda tidak menyukai minum kopi, jangan memaksa minum kopi. Pasti tidak akan menggambarkan kopi itu secara obyektif bukan? 

Intinya tulis sesuatu yang kita sukai. 
Jangan menulis karena terpaksa. 
Ingat tulisan yang ditulis dengan terpaksa hanya akan berupa rangkaian huruf tanpa nyawa. 
Kosong, bisu dan tak membekas di hati pembaca

Menulis adalah soal perasaan. Tidak cukup hanya pengetahuan, seorang penulis harus memiliki pemahaman. Pemahaman dimulai dari memahami diri sendiri baru memahami orang lain. 

Penulis yang punya rasa akan menjadi sensitif dan mampu menangkap banyak hal. Efek ke tulisan, tulisannya akan menjadi lebih dalam dan dapat dimaknai oleh pembaca karena menyentuh pembaca. Dengan melibatkan rasa, penulis akan merasakan pengalaman keterlibatan sesuatu yang menggelegak dari dalam dirinya dan hal itu kemudian akan ditangkap oleh pembacanya. Merasa nggak?
Menulis adalah seni. Seni adalah keindahan. Seni adalah kreativitas. Seni juga bisa berarti jalan. Dengan seni, penulis memiliki jalan yang otentik di dalam karya-karyanya yang sulit ditiru oleh orang lain. Jadi hal ini adalah sebuah ciri khas mendalam dari penulis.
  • Jangan Mengharap pujian
UNTUK APA KITA MENULIS? 

Jika kita menulis hanya karena pujian, orientasi kita bukan pada segi manfaat tulisan kita. Tapi semata mata karena ingin dipuji. Dan saat tulisan kita sepi dari pujian maka kita akan badmood bahkan malas untuk menulis.
Berbeda  dengan jika menulis semata2 karena ibadah ingin menebarkan sesuatu yg menghibur, yg bermanfaat. Dipuji atau tanpa dipuji kita akan terus melaju dengan tulisan kita.

  • Who dan Do
Who artinya kenali siapa yang akan membaca tulisan kita. 
Jika kita ingin tulisan kita mengena pada remaja maka posisikan diri kita sebagai remaja. Mulai dari gaya bahasa, topik dan hal- hal yang lagi digandrungi remaja. 

Do artinya pesan apa yang ingin kita sampaikan pada pembaca. Dengan harapan pembaca akan melakukan apa yang kita tulis dan kita harapkan sesuai tujuan tulisan kita.

  • Read and Read
Seorang penulis hendaknya suka membaca. 
Ibarat kendaraan maka membaca adalah bahan bakar seorang penulis. Dengan membaca kita akan kaya akan ide, bahasa dan bahan menulis.

Dikutip dari Rencanamu.id (24/09/18), hasil dari penelitian Stephen D. Krashen dalam bukunya yang berjudul Writing: Research, Theory, and Application, bahwa ada hubungan antara kegiatan membaca dan menulis. Responden yang merupakan para penulis itu ternyata gemar membaca sejak kecil dan mengaku sudah terbiasa menulis sejak masih sekolah.

Jadi, semakin banyak seseorang membaca, wawasan dan pengatahuannya pun akan semakin luas, sehingga memiliki banyak referensi atau ide untuk menulis. Dengan kata lain, tiap kalimat yang dituliskan akan mengalir mudah, karena sudah mempunyai bekal informasi.
  • Jujur
Mulutmu bisa berbohong tapi tulisanmu tidak. 

kata orang apa yang tertulis tak mampu berbohong bahwa tulisan adalah isi hati penulis, saat matamu bisa berbohong maka tulisanmu tidak, artinya tulisan kita adalah gambaran dari kita
  • Konsisten
Yang terakhir  ini sangat mudah dikatakan tapi susah dilakukan. Ibarat berjalan selalu ada karang  yang menghadang  Angin badai menerpa, meruntuhkan kesadaran tapi yakinlah itu semua hanya kerikil tajam sandungan Kan memperkokoh genggaman tangan dalam satu TUJUAN yakni menjadi penulis

Saat lelah mendera, pikiran buntu, atau writer block menyerang istirahatlah. Tapi setelah itu ayunkan kaki lebih tinggi. Tulisan yang dibuat dengan hati aksn sampai pada hati pula. Tulisan itu akan membius dan membekas dihati pembacanya. Saat tulisan kita memiliki soul, maka tulisan itu tidak akan membosankan. Melekat dalam ingatan.

Manfaat menulis dengan hati
  • Lebih menyentuh pembaca
Tulisan yang dihasilkan dari luapan emosi, akan lebih menggugah pembaca. Sebaiknya tulisan yang datar, akan terasa membosankan.

Saat menulis, Anda tidak hanya memproduksi kata-kata, namun Anda tengah memproduksi rasa. Maka hadirkan perasaan dan emosi positif saat menulis. Instal dalam diri Anda emosi positif sehingga membanjiri diri Anda selama proses menulis. Emosi positif ini akan membimbing untuk terus menerus mengeluarkan kata-kata. Coba rasakan tulisan Anda yang terbimbing oleh emosi positif, pasti sangat berbeda dengan apabila tulisan terbimbing oleh emosi negatif.
  • Cerita lebih nyata
Ketika kita sedang menulis sebuah novel sepenuh jiwa, maka tulisan tersebut akan memiliki nyawa dan seolah-olah bisa dirasakan secara nyata oleh pembaca. Kita pasti pernah membaca sebuah buku yang membuat kita merasa masih larut dalam cerita meskipun sudah selesai membacanya? Bisa jadi penulis buku tersebut sangat menjiwai tulisannya.
  • Lebih mudah menyusun cerita
Tentu kita pernah merasakan Writer Block. Tak ada ide menulis. 
Jangankan menulis paragraf. Membuat kalimat saja kadang tak terangkai. 
Maka cobalah menulis dengan hati. 

Tulis semua yang ada disekeliling kita, rasakan dengan indera kita. 
Tulis saja, tanpa mengindahkan kaidah penulisan. 
Tulis seolah kita berbicara. 
Menulislah dengan berbagi rasa lewat abjad, dan menyentuh hati pembaca lewat tulisan.


Bandingkan dua tulisan ini 
Contoh menulis melibatkan hati dan tidak melibatkan hati

1. Hari ini hujan turun dengan lebat. Budi sang penjual koran duduk kedingian di trotoar dengan menahan rasa lapar. 

2. Awan mendung terlihat menghitam, suara tetesan hujan semakin menderas. Sesekali terdengar cahaya kilat dan suara petir memekakkan telinga. Si budi kecil penjual koran, menggigil dalam beku. Matanya perih menahan tetesan hujan. Mulutnya membiru, seakan membeku. tangan dan kakinya kelu dan lunglai menahan lapar seharian. Tuhan berikan rezeki untuk bisa kumakan hari ini pintanya syahdu memandang awan kelabu.

Contoh no 2 tentu lebih menyentuh dan ngena karena di tulis sepenuh hati, beda dengan nomor 1 yang terasa datar.

Nara sumber memberikan tantang untuk membuat satu paragraf tentang gambar di bawah ini



Kasihan sekali kamu nak, dimana orang tuamu atau mungkin kau hidup sebatangkara. dengan lelap kau tidur beralaskan tikar dan langit sebagai atapmu, sementara di rumah bertingkat itu banyak orang yang tak bisa memejam mata,  terasa lelah di wajahmu. Semoga recehan ini bermanfaat bagimu nak, saat kau terbangun nanti ada kebahagiaan menyertaimu.


Sebagai penutup nara sumber berpesan : Lupakan terori menulis, just write and write
  • mulailah menulis dengan hati
  • Menulis itu seperti berbicara sesuatu yang kita senangi
  • Menulislah dengan hati untuk menghadirkan hati pembaca dalam tulisan kita
Tulisanmu adalah nisanmu, Tulisan kita akan dikenang banyak orang.


Komentar

Postingan populer dari blog ini