KONVERSI MENULIS  KARYA ILMIAH MENJADI BUKU

Resume              : 25

Gelombang        : 29

Hari Tanggal      : Senin, 21 Agustus 2023

Moderator          : Bambang Purwanto,S.Kom.Gr

Nara Sumber     : Eko Daryono,S.Pd

Materi                :Menulis Buku dari Karya Ilmiah



Teman-teman Blogger kembali lagi di Kelas Belajar Menulis Nusantara dengan Mr.Bams sebagai moderator seorang guru informatika di SMP TARUNA BAKTI Bandung Menemani Bapak Eko Daryono nara sumber kita yang lahir di Karanganyar 20 Desember 1975 beliau telah banyak menghasilkan karya berupa buku baik tentang kesejarahan maupun tentang budaya lokal serta berprestasi dalam menulis karya ilmiah materi yang di sampaikan Menulis Buku dari Karya Ilmiah.

Seperti biasa kegiatan terdiri dari pembuka, materi dari nara sumber, tanya jawab dan penutup. Setelah di buka oleh moderator maka mempersilakan nara sumber untuk memberikan materi. Setelah memberikan salam nara sumber mengatakan "bahwa materi malam ini adalah Menulis Buku dari Karya Ilmiah. Tema yang tentunya teoristis dan bikin pusing mengingat tidak ada standarisasi konversi KTI menjadi buku".

Namun demikian, dari berbagai pengalaman yang telah disampaikan oleh para Widyaiswara, Peneliti LIPI, Pakar Menulis akhirnya mengerucut pada standar isi buku

Apa itu Karya Tulis Ilmia

Perka LIPI No 2/2014 bahwa: “Karya tulis ilmiah adalah tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah"

KTI terbagi atas dua bagian yaitu KTI non buku dan KTI Buku.

 KTI non buku terdiri dari :

  • Kesarjanaan berupa skipsi, tesis dan disertasi.
  • Hasil penelitian (esai Ilmiah) berupa  laporan, makalah, artikel,komunikasi pendek.
  • Ulasan resensi
KTI buku terdiri dari :
  • Didaktik (Bahan ajar): handout, diktat, modul, buku ajar, buku referensi.
  • Pengayaan monografi: buku teks, buku pegangan, buku panduan
  • Kompalasi: bunga Rampai, prosiding

Mengacu penjenisan tsb ternyata tak semua KTI itu berupa buku. Secara wujud, PTK, PTS, Tugas Akhir, skripsi, tesis, desertasi memang berwujud buku, namun bukan buku. Lebih tepatnya laporan hasil penelitian dan sifat publikasinya pun terbatas

KTI pada umumnya terdiri dari bab-bab untuk lebih jelasnya dapat di lihat stuktur dibawah ini:


Apa perbedaan laporan KTI dan KTI yang telah dikonversi menjadi buku


Buku hasil konversi dari KTI bisa di ISNB-kan sedangkan KTI yang langsung di buat buku tanpa konversi (atau mentah KTI lgs diterbitkan) umumnya QRCBN

Cara mengkonvermasi KTI menjadi buku
  •  Modifikasi judul
      Judul KTI umumnya mengandung unsur : variabel penelitian, objek penelitian, dan seting  penelitian (baik tempat maupun waktu).

         Judul buku hasil konversi ini seperti judul buku-buku lain harus menarik, unik, mudah diingat, dan mencerminkan isi buku. Kemenarikan judul buku sifatnya subjektif.

contoh

  •  Modifikasi Sistematika dan Gaya Penulisan
KTI Nonbuku yang berupa laporan hasil penelitian umumnya ditulis dengan sistematika dan penomoran yang baku seperti yang telah saya uraikan di atas.

Pada saat laporan tersebut dikonversi menjadi buku, maka harus dimodifikasi gayanya sesuai dengan gaya penulisan buku. Tidak tampak lagi adanya sub bab-sub bab yang membuat isi buku seolah-olah terpisah-pisah
  • Modifikasi Bab I
Bab I Pendahuluan boleh tetap dipertahankan judulnya dengan PENDAHULUAN , boleh PEMBUKA namun lebih menarik jika diambilkan dari intisari Bab I, misalnya fenomena yang terkait dengan inti buku 

Secara struktur, tidak diperlukan lagi sub bab - sub bab seperti latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka. Fokusnya lebih mengeksplor latar belakangModifikasi Bab II
    • Modifikasi Bab II
    Bab 2 dapat dibagi menjadi beberapa bab dalam buku dengan cara mensplitnya sehingga setiap bab mengandung satu aspek pembahasan

    • Modifikasi Bab III
    Bab III yang berisi metode penelitian biasanya diringkas menjadi satu atau dua paragraph dan dimasukkan pada bab IV di bagian awal

    • Modifikasi Bab IV
    Bagian ini sejatinya merupakan bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan konteks buku. Biasanya Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV, namun sekali lagi tergantung pada penulis yang ingin mengeksplor kelebihan bukunya
    • Modifikasi Bab V
    Pada laporan hasil penelitian, bab V biasanya diberi judul PENUTUP. Judul tersebut dapat dipertahankan. Substansi isinya sesuai dengan fenomena yang diangkat tanpa adanya prasaran
    • Modifikasi Lampiran
    Lampiran yang disertakan hanyalah instrument penelitian atau hasil olah data. Adapun data-data yang menyangkut privacy tidak boleh disertakan, misalnya daftar nilai siswa lengkap dengan namanya. Jika ingin menyajikan nilai siswa sebaiknya dibuat kode-kode atau dibuat tabulasi.

    Bolehkah laporan KTI apa adanya langsung dijadikan buku?

    Sah-sah saja penulis langsung menerbitkan KTI-nya menjadi model seperti buku (tapi bukan buku). Hanya saja buku semacam ini sulit untuk memperoleh ISBN. terlebih saat ini penerbitan ISBN begitu selektif

    Secara persepsi pembaca yang akan menilai kelayakannya. Nilai jual KTI yang langsung dibukukan tanpa dikonversi tentu akan berbeda dengan yang memang dikonversi jadi buku

    Hal-hal yng perlu diperhatikan saat mengkonversi KTI menjadi buku 
    1.  Keaslian laporan hasil penelitian
    2. Menghindari kompilasi yang terlalu banyak.
    3. Memilah dan memilih data yang dipublikasikan
    4. Modifikasi bahasa buku
    5. Hindari pengambilan sumber kutipan kedua atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. 
    6. Wajib menuliskan semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keabsahan buku. 
    7. Memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN (optional)

    Realitasnya memang membuat buku dari karya tulis ilmiah seolah melahirkan buku baru. terlebih jika buku tersebut hendak di ISBN kan.

    Apapun jenis karya ilmiah dapat dikonversi menjadi buku dengan catatan jangan takut kehilangan naskah karena buku hasil konversi memang tidak bisa dipaksakan sama persis dengan naskah karya ilmiah aslinya. Namun yang perlu disadari, nilai guna dan nilai jual buku hasil konversi jauh lebih tinggi dari naskah aslinya.
    Jangan takut mencoba, jangan pernah menyerah dengan tantangan yang di hadapi karena menulis itu olah kata dengan rasa seperti kita berbicara dan teman bicaranya adalah hati.

    Tulislah apa yang kamu pikirkan dan jangan pikirkan apa yang kamu tulis.

    Komentar

    Posting Komentar

    Postingan populer dari blog ini